Langsung ke konten utama

Cerita fiktif

Sahabat umama
1994

Pukul 12.00 bell pertanda pelajaran di akhiri untuk kelas 2 SD Negri 03. Wali kelas ibu munairoh mengingat kan kembali "Anak anak besok akan memperingati hari guru, kalian yg sudah belajar menyanyi nyanyilah seindah mungkin ya, dan ingat jangan sampai terlambat"

Jadi hari itu yang semestinya aku tampil bernyayi aku justru pulang kampung menyenguk kakek yang sedang sakit. Usia ku baru 8 tahun aku terpaksa ijin tidak masuk sekolah untuk beberapa hari atau mungkin minggu, sebab di jakarta hanya tinggal bersama ayah dan bunda. Bisa saja orang tua ku menitipkan aku ketetangga tapi itu tidak mungkin yang ada merepotkan tetangga dan aku bukan anak usia 17 tahun yg di tinggal di rumah seorang diri pasti aku akan menangis.

Sampai lah di perbatasan Brebes dan Tegal 02.45 wib 
Sayang sudah mau sampai bangun nak.
Eem kedua tangan ku mengusik usik  mata dan aku pun bangun setengah sadar lalu melihat kerah jendela suasa dingin dan gelap membuat aku merinding karena duduk di belakang sendiri. Suara mesin mobil carry ayah yang sudah tua menambah ketakutan ku kala itu. Bunda gelap sekali, apa kita di hutan? Lantas bunda segera menyahut perkataan ku "bukan nak ini sudah masuk ke kampung kayaknya daerah sini blm ada penerangan (listrik) jadi gelap gulita"
Bunda dan ayah tersenyum sementara paman duduk di belakang dengan nyayaknya masih mendengkur sepertinya kelelahan setelah  menyetir dari jakarta sampai rest area tadi malam. 

Tiba tiba saja bayangan orang seolah melintas dihadapan kami, ayah pun mendadak mengerem dan membunyikan klakson. Bunda "astagfirullah ayah! Bangun nak kamu gak apa apa kan?" Melihat ke arah ku. Nampak nya ayah terbungkam dan gemeteran. Aku yang sudah melepas sabuk pengaman pun ikut tersungkur dan paman terbangun dengan terkejut "ada apa her?! Lah kamu lewat sini toh! Sini tuh gelap her, aku klelen lewat ngulon wae ning pasar sik rada terangan." Begitu kata paman kpd ayah.
Ayah pun melepas gas nya kembali melanjutkan perjalanan.
Bunda "pelan2 saja yah, ini minum dulu"

Dengan perhatiannya bunda memegang minuman untuk ayah. "Makasih nda"

"Td itu aku mau lewat pasar mas tapi tumben kayaknya tu malah gelap banget"

Sampailah di kediaman eyang kakung
Tengah malam terdengar suara kereta berlalu lalang dari arah yang saling berlawanan.
Dari kejauhan sanak sodara sedang menyalakan api unggun di pelataran rumah eyang.

"Itu umama bapa wis anjog  (sudahsampai)"
Teriak hasan sepupu ku usianya 2 tahun di atas ku dia menjadi satu2 nya sodara yg sepantaran dg ku sedangkan yg lain sudah 
Beranjak dewasa.

Sudah 5 tahun aku tak berkunjung kerumah eyang kakung rasanya aku tak mau masuk kedalam. terakhir 3 tahun yang lalu aku masih di gendong eyang dari kebun halaman belakang rumah menuju rumah yang aku ingat melihat orang besar berwajah aneh mengiringi langkah kaki eyang dan aku berkata kpd eyang kala itu "eyang umama embmoh liat kebelakang"
"Kenapa umama ada apa?" Eyang bertanya kpd ku saat menuju ruang tengah rumah nya. "Ada orang gede mukanya serem eyang" sahut ku
 yawis aja liat mburi ya" eyang menutupi "wajah ku dengan kain gendong nya.






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sekandung

(Sinopsis) ___Pertemuan : disini lah cara tuhan membahas *kita* , dimana kisah rena dan reno bukan untuk menjadi sepasang kekasih namun di balik pertemuan ku dg nya adalah cara tuhan memberitahukan kebenaran bahwa ibu gadis gulali yang seumuran dengan ku itu ternyata ... ibu kandung ku. Dan siapa rena ia gadis yang ku cintai selama ini.___ "Pertemuan ... Cara Allah memberitahu kebenaran" @1. Pendahuluan (prolog) : ...     Secangkir teh hangat menemani ku dalam ruang yang sunyi, mencoba menyendiri menutup rapat pintu kamar dan membuka lebar jendela kaca hal itu sering di lakukan rena saat ia sedang ada masalah. Memang rasa nya menenangkan apalagi ditemani rintik hujan dan suara burung berkicau. Ya, tetangga rumah rena hoby memelihara burung.   Ku jelajahi setiap sudut kamar, terendus harum parfum kesukaan si gulali melekat di dalam sini, membuat suasana semakin merindu pada nya.   Ku pun membuka laptop milik rena dan mulai mengetik kisah yang tertinggal. ...

Mane Aku

Hi😉 ... Siapa kie sing ndurung turu? ya aku ki (Siapa ini yang belum tidur ?  iya saya ini) Waaa ini yang di namakan malem yaaa karena sekarang sudah pukul 22.32 WIB. waktu aku kecil jam segini tu udah di bilang tengah malem karna sudah mimpi indah. geroggik nya aku ini mau mulai dari mana yaa .... Bismillah dulu. Sebenarnya Ini bukan pertama kalinya aku ngeblog, sudah kurang lebih 7 tahun yang lalu semasa SMP sudah belajar buat blog tapi karna ga rajin ya (bahasa kasarnya si males gitu dee😆)  jadi lupa alamat emailnya. Nah sekarang dengan bismillah aku mulai lagi nii mau nulis semoga aja kali ini aku rajin yaa. yuu di bantu ya sifa nyaa silahkan juga yang mau comen, kritik dan saran nya ditunggu.                           Mungkin pemirsa sekalian beranggapan bahwa aku ini ga jelas buat judulnya. loh ko gitu yaaa kenapa coba harus kata Ma-Ne kalo di searching pindah ke bahasa Inggris artinya oppo yoo? Ga...

Wanita polos

Sepoloskah itu diriku Lantas bagaimana aku bisa mengatakan isi hati ku yg sebenarnya kepada sosok pria yg serius datang pada ku dan menawarkan diri pada ku untuk menjadi pendamping hidupnya. Aku tak mengerti bagaimana cara menyambut dirinya yg membawa rindu untuk menemui ku. Perut buncit nya, wajahnya kala kita jalan berdua duduk di resto dan dia memesan makanan dan dia makan aku sengaja tak memesannya karena ingin memandanginya karena aku tak bisa berkata kata hati ku telah yakin ini lah yg menjadi kesalahan terbesar ku. Pada akhirnya aku tak membalas Sekali nya ku bls chat nya aku berkata aku tak bisa melanjutkan perkenalan ini Bodoh nya aku tak tau cara lain lagi untuk mengetes seberapa jauh usaha dia ingin memiliki ku. Esok pagi ketika ku bls chat nya hanya ceklis tak kunjung terkirim apa lagi terbaca oleh nya ternyata aku di blokir. Langsung ku buka fb tak ku temukan juga fb nya di pertemanan ternyata juga di blokir dan baru kali itu. Aku tau bagaimana rasanya di blokir...