Langsung ke konten utama

Raja Kera Hitam

Cerita mane ttg "raja kera hitam"

Ini bukanlah kisah biasa yg hanya bisa menakuti saja, tp juga pernah di alami sendiri oleh ibu ku (mane) dan sodara2 ku. untung aku tak pernah menyaksikan seolah selalu ada yg melindungi aku. Penasaran si di buatnya dr cerita cerita orang di desa.

Kami menyebutnya raja kera hitam karena raja berarti kuat, kera seperti manusia yg berbulu lebat serta hitam karena warna di seluruh tubuhnya hitam terkadang makhluk ini nampak besar melebihi rumah jaman dulu yg tinggi dan besar (temen sodara ku yg pernah melihatnya sebesar itu) seolah sedang berdiri di belakang rumah uwa ku.

Tidak hanya mane saja yg ditakuti makhluk itu sepupu ku rozak dan masih banyak yg pernah di datangi makhluk seram tersebut.

Aku hanya bisa membayangkannya mungkin bagi anda yg membaca ini takan percaya.

Jadi... kisahnya di mulai dari beberapa sejarah orang orang terdahulu yg masih di kejar kejar menir ato tentara Jepang padahal sudah merdeka itu semasa kakek nenek ku masih muda. jika di perhatikan dr sejarah Tegal yg memang kaya akan pertanian sawah atau ladang dr sebagian mereka takut jika harus membayar atau memberi seluruh tanah pertanian mereka kepada menir maka kebanyakan dari mereka mampu untuk bersemedi (menggeni) mencari ilmu atau kekuatan gaib yg mungkin mampu untuk melindungi diri.

Kemarau panjang, tanah persawahan mengering tak ada air yg mengaliri, semilir angin membawa debu debu itu bertaburan.
Tak ada yg memungkinkan untuk di tanam di ladang. tak ada seorang pun yg tidak khawatir ttg ini. Langkah menir menir membawa bedil  ( senjata ) selalu terbayang. Betapa mengerikannya dimasa itu. hingga tak bisa di salah kan ketikan sebagian orang melakukan semedi ada pula yg nyupang untung mendapatkan kekayaan agar selalu terbebas dr para menir.

Dari sisa orang yg menyupang itu di buanglah ke desa kami makhluk yg mengerikan tepatnya di seberang rel kereta masih di depan area pekarangan uwa.
Entah untuk apa yg jelas banyak yg berpendapat bahwa makhluk itu hasil dr menyupang untuk mencari tumbal.
Kala itu -1973- usia mane 13 thn.
"Yu, nonton ana sintren ning lor" ajak paman ku pada mane.
Mane pun mau karena pada waktu itu mane di beri tanggung jawab untuk mengasuh adiknya yaitu paman ku yg ingin melihat sintren.
Sepulangnya dari lor dijalan hendak sampe rumah tepatnya di samping rumah uwa perut mane mules "mad, mana mlaku ndisiti aku tak ngising ndisit ning kebone wa kaji" (mad, sana jalan duluan aku mules mau BAK dulu di kebun pak haji) paman sontak mengeluh "halah koen tah, bengi bengi pan ngising ya uwis"
 saat mane sedang defekasi mendengar kerbau kerbau mengaung ngaung mane pun kaget "his ko tumben kerbau pada berisik" dari kejauhan mane melihat sosok hitam besar dan tinggi seperti ketek/kera.
"Yah, aku ora pan ngenganggu be kah" padahal mane merinding karena baru kali itu melihat sesosok makhluk yg tak biasa.
Akhirnya mane buru buru menyelesaikan hayatnya langsung lari terbirit birit dan hendak menyebrangi rel makhluk itu mengejar mane namun seketika hilang saat mane membaca astagfirullah dan surah al ikhlas sambil lari ketakutan.

Komentar